Senin, 01 Juni 2020

Pelangi Rumah Tangga

Setelah menikah kebiasaan hidup akan berubah
Biasanya aku tinggal menikmatinya sarapan yang ada di meja
Tapi kini aku harus menyiapkannya untuk suamiku
Segelas teh cukup bagiku di pagi hari
Sekarang dua cangkir teh menyulap pagi menjadi suasana yg romantis
Bunyi whats up di grub tidak lagi ku nanti
Karena obrolan bersamanya membuat hari ku berarti
Bantal yang selalu menemani malamku tidak lagi ku cari
Karena sekarang ada tangan yg membelai ku
badan tempatku bersandar saat lelap
Di meja makan aku tidak lagi memegang sendok
Karena sekarang ada tangan yg menyuapiku
Saat single itu aku bebas pergi kemana saja
Tapi sekarang aku benar benar ingin dirumah
Mengantarnya pergi kerja
Dan menantinya pulang kerja
Sajadah di ruangan ku sudah terbentang dua
Masyaallah akhirnya aku sudah mempunyai imam
Doaku yang selalu ingin ke jannah Mu ya Rab
Kini ada jembatan menuju itu
Ada dia yg mendoakan ku agar kami bersama
menggandeng tangan hingga ke surga
Sungguh ini nikmat hidup darimu ya Rab

Arti Akad

Pernikahan bukan hanya sebatas kewajiban
Melaksanakan pekerjaan rumah tangga
Bukan seperti mempunyai bos atau atasan
Sepasang suami isteri tidak seharusnya ada di saat perlu
Berbicara saling memandang mata
Bukan duduk memegang rokok atau game
Mendengarkan lalu memberi respon
Bukan sekedar mengangguk mengiyakan
Kita bukan netizen
Kita adalah sepasang suami isteri
kita sedang tidak single atau jomblo
Status perubahan dalam buku nikah sudah sah
Seharusnya kita selalu bersama
Ciptakan ini hanya dalam cerita sinetron
Isteri makan daging suami makan daun
Suami tidur beralas sutra isteri tidur di tumpukan pasir
Isteri bukan pembantu
Lelahnya karena mengurus keperluan rumah tangga
Suami bukan nakhoda
Lelahnya karena mencari nafkah
Ego yang tinggi mematikan romansa
Dahulu kan kepentingan rumah tangga
Tinggalkan janji dengan sahabat mu
Saat salah satunya sibuk dengan dunia sendiri
maka hampa sudah pernikahan itu

Senin, 03 Februari 2020

Langlinglung

Luluh lantah hatiku bergelimang resah
kala itu mataku menanti jiwamu
setelah lama ku berlari dari kelamku
dan hingga tugasku selesai di negeri itu

aku kembali untuk memelukmu
meraih tanganmu yg lelah menghadapi hari
menciptakan mimpi hingga ke surga
melanjutkan kisah yang tak terlupa

puas sudah meminta pada sang Ilahi
duduk bersimpuh meminta restuNya
namun akhirnya retak jua hati ini

sebuah rasa yang ku yakini
hancur sudah di telan api
karena ketulusan tak lagi di junjung tinggi

ku bergelut dengan asa
menolak setiap luka dan bertahan
hal yang membuat kita tak lagi senada
telah ada dusta di dalamnya

lanjutkan kisah indahmu
bahagialah dengan insan terbaikmu
lalu sampaikan salamku pada masa lalu kita
ku yakin kau tahu ini.......
bahwa aku pernah sungguh mencintaimu

Sabtu, 31 Agustus 2019

Tanpamu

Saat alam mulai sunyi
Lantunan keheningan menghempas ruangku
Bayang bayang menjelma di balik dinding
Tubuhku rapuh tak bergerak
Jiwa ku seakan kosong bergema
Tali yang ku simpul telah lepas terurai
Tidak terlihat lagi entah kemana
Seiring rasa yang menghempasku
Pikiranku di rasuk oleh namamu
Tak hilang dan masih jelas terukir
Dimana lagi ku semaikan senyum ini
Jika aku sendiri tidak tau kemana melangkah
Ketakutanku membuat semakin lemah
Kebimbanganku menjadikan ku tak berdaya
Kepergianmu adalah akhir dari hidupku
Begitulah aku tanpamu

Jumat, 31 Mei 2019

Dua Lensa

Sebuah jalan di penuhi roda roda
Kerikil kerikil kecil terpecah oleh pijakannya
Di sudut jalan ku pandangi keramaian
Berharap menemukan sebuah kencana

Almamater hitam bertepi sendiri
Mulai merajut tatapan yang ia kenali
Di balik kedua lensanya ia meresapi
Saling bertanya dimana hati

Berulang lelah telah menusuk jiwamu
Di sepertiga malam terakhir
Barulah kau bergegas menutup mata
Bergerak cepat takut tertinggal hari
Demi segenggam ilmu yang kau cari

Aku hanya benda jauh dari imaginasi
Tidak menyertai layar kemenanganmu
Titik akhir peluhmu bukan di bahuku
Namun aku pernah sedekat dua lensa mu

Seutas tali penyatu rindu
Pernah bersama kita mengikatnya
Jejakmu tidak berirama denganku
Tapi ku yakin puncak tertinggi ada di tanganmu

Senin, 27 Mei 2019

Ramadhan

Duduk tersenyum aku di balik awan
Menanti gema shalawat malam
Semesta mulai mengayun cahaya
Terdengar sorak gembira setiap nyawa

Malam tak lagi sunyi sepi
Lantunkan ayat ayat suci silih berganti
Setiap yang bernapas bergegas pergi
Berlari mengejar shalat tarawih

Lisan terjaga amarah memudar
Lelah pun menjelma ibadah
Seluruh alam mencari Lailatul qadar
Malam ibadah menjemput berkah

Air mata melepas rindu pada ramadhan
Andai ini terakhir aku memeluknya
Sandaran hangat ku di bulan suci
Memohon ampun pada sang Kuasa

Senin, 08 April 2019

Meninggalkanmu

Senja telah memanggilku
Melepaskan yang telah berlalu
Dedaunan mulai gugur
Dan aku berlalu pergi
Aku pernah terikat olehmu
Dari sebuah rasa bahagia
Hingga ku ingin berlari
Mengejar duniamu
Yang nyata indahnya
Saat aku terhempas olehmu
Jiwaku kembali rapuh
Semakin ku nikmati pedih ini
Namun aku terluka
Jangan...
Jangan kembali melihatku
Jangan kembali mengejarku
Kau sudah jauh tertinggal
Jejakmu telah terhenti
Dan biarkan aku melanjutkan langkah
Diam lah di tempatmu
Aku hanya pergi
Bukan melupakanmu
Aku yang dulu

Pelangi Rumah Tangga

Setelah menikah kebiasaan hidup akan berubah Biasanya aku tinggal menikmatinya sarapan yang ada di meja Tapi kini aku harus menyiapkannya ...