Sebuah jalan di penuhi roda roda
Kerikil kerikil kecil terpecah oleh pijakannya
Di sudut jalan ku pandangi keramaian
Berharap menemukan sebuah kencana
Almamater hitam bertepi sendiri
Mulai merajut tatapan yang ia kenali
Di balik kedua lensanya ia meresapi
Saling bertanya dimana hati
Berulang lelah telah menusuk jiwamu
Di sepertiga malam terakhir
Barulah kau bergegas menutup mata
Bergerak cepat takut tertinggal hari
Demi segenggam ilmu yang kau cari
Aku hanya benda jauh dari imaginasi
Tidak menyertai layar kemenanganmu
Titik akhir peluhmu bukan di bahuku
Namun aku pernah sedekat dua lensa mu
Seutas tali penyatu rindu
Pernah bersama kita mengikatnya
Jejakmu tidak berirama denganku
Tapi ku yakin puncak tertinggi ada di tanganmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar